STROKE DI INDONESIA
Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 51% kematian akibat stroke.
Mengutip data Riskesdas milik Kementerian Kesehatan RI, di tahun 2013 ada 12 dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki stroke, yaitu 1.236.825 orang (7% dari total penduduk indonesia). Dan dari total angka ini, Provinsi Jawa Barat berada di peringkat pertama dengan estimasi jumlah penderita terbanyak, yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4%), sementara jumlah kasus tersedikit dari penderita stroke dimiliki oleh Papua Barat, hanya sebanyak 2 ribu orang (3,6%).
Apa itu stroke?
Stroke adalah kondisi di mana suplai darah menuju otak menjadi terhambat atau sama sekali berkurang.Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati akibat jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Ini menyebabkan gangguan fungsi saraf lokal (otak) ataupun global (seluruh tubuh) yang muncul mendadak, progresif, dan cepat.
Stroke dapat terjadi pada golongan usia berapapun, dan ini merupakan kondisi yang dapat mengancam hidup seseorang serta dapat menimbulkan kerusakan permanen. Stroke menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yaitu 14,5 persen.
Apa penyebab stroke?
Stroke umumnya terjadi karena hipertensi yang tak dikendalikan. Plak atau darah yang beku pada pembuluh arteri menghambat pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tersumbat dan menimbulkan stroke.
Namun stroke juga bisa terjadi sebagai hasil dari pembuluh darah otak yang bocor atau pecah sehingga menyebabkan kebocoran darah dalam otak. Jenis ini lebih jarang ditemukan, namun lebih mematikan ketimbang jenis stroke lainnya.
Siapa saja yang berisiko mengalami stroke?
Ada banyak faktor yang berperan terhadap perkembangan stroke, antara lain:
Faktor gaya hidup
- Berat badan berlebihan atau obesitas
- Tubuh yang tidak aktif bergerak
- Peminum alkohol berat
- Pengguna obat-obatan terlarang, misalnya kokain dan metamfetamin
Faktor risiko medis
- Tekanan darah tinggi (hipertensi). Risiko stroke Anda terbilang tinggi jika bacaan tensi darah melebihi 120/80 mm Hg
- Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok (perokok pasif)
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Sleep apnea, kondisi gangguan tidur di mana tingkat oksigen secara perlahan berkurang jumlahnya selama malam hari
- Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung yang tidak normal
Risiko Anda mengalami stroke juga terbilang tinggi jika Anda memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang mengalami stroke, penyakit jantung, atau stroke ringan; berusia lebih dari 55 tahun; dan berjenis kelamin laki-laki (walau perempuanlah yang justru lebih berisiko tinggi terhadap kematian akibat stroke).
Apa saja tanda dan gejala dari stroke?
Stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya menyerang satu bagian tubuh, walau bisa makin memburuk dalam jangka waktu 24 hingga 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk:
- Sakit kepala tiba-tiba
- Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan
- Kelelahan
- Kehilangan kesadaran atau koma
- Vertigo, pusing
- Penglihatan yang buram dan menghitam
- Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki
- Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran
Bagaimana stroke bisa diobati?
Metode pengobatan stroke akan banyak bergantung pada akar penyebabnya. Namun, penderita dapat bertahan jika sesegera mungkin dibawa ke UGD rumah sakit.
Jika stroke yang dialami disebabkan oleh gumpalan darah, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mencairkan darah seperti Heparin, Warfarin (Coumadin), aspirin atau Llopidogrel (Plavix). Agar efektif, pengobatan ini harus segera dilakukan dalam jangka waktu 3 sampai 4 ½ jam setelah adanya gejala pertama yang muncul.
Stroke dapat menyebabkan tidak bekerjanya beberapa fungsi tubuh. Banyak orang membutuhkan rehabilitasi, seperti terapi bicara dan terapi fisik, walau seberapa besar kemungkinan seseorang bisa pulih total belum banyak diketahui.
Pengobatan juga harus dilakukan pada sejarah kondisi medis penderita seperti tekanan darah tinggi, diabetes, perokok, gaya hidup, dan tingkat kolesterol yang tinggi. Stroke-stroke lainnya juga harus dicegah dengan cara mengurangi atau menghilangkan penyebab stroke awal pada penderita.
SUMBER :https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/stroke-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar