Hetalia Mochi - Rome
Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 6. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 November 2018

HIPERTENSI DAN HIPOTENSI

HIPERTENSI DAN HIPOTENSI

Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi

mencegah hipertensi tekanan darah tinggi
Sumber: Shutterstock
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung  berkontraksi / memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks yaitu ketika jantung terisi oleh darah
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.

Fakta lain mengenai tekanan darah tinggi

Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang tapi mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa macam penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koronergagal jantungstrokegagal ginjalkebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Apa ciri-ciri orang yang mengalami tekanan darah tinggi?

Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami gejala ringan. Namun, kondisi tekanan darah tinggi yang parah mungkin  akan menyebabkan beberapa gejala berikut:
  • Sakit kepala parah
  • Pusing
  • Penglihatan buram
  • Mual
  • Telinga berdenging
  • Kebingungan
  • Detak jantung tak teratur
  • Kelelahan
  • Nyeri dada
  • Sulit bernapas
  • Darah dalam urin
  • Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lengkap.

Mengenal hipotensi (tekanan darah rendah)

Hipotensi atau biasa dikenal tekanan darah rendah, adalah kondisi tekanan darah yang dihasilkan saat jantung memompa darah ke seluruh arteri darah dalam tubuh berada di bawah batas tekanan normal. Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri.

Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, biasanya disebut dengan tekanan darah rendah atau hipotensi. Ini juga berarti menandakan bahwa jantung, otak, dan bagian lain dari tubuh tidak mendapatkan cukup darah.

Tekanan darah yang normal, ukurannya 120/80 mm Hg, tetapi tekanan darah seseorang tiap waktunya tidak selalu sama, selalu berubah-ubah. Beberapa ahli mengatakan bahwa tekanan darah yang rendah berada pada ukuran sistoliknya 90 (angka pertama) dan distoliknya berukuran 60 (angka kedua). Perubahan tekanan darah menjadi rendah secara tiba-tiba juga berbahaya karena bisa berdampak pusing yang hebat, akibat otak gagal menerima aliran darah yang cukup.

Ada 4 jenis hipotensi yang harus Anda tahu

hipertensi maligna
Sumber: Shutterstock

1. Hipotensi postural

Jenis tekanan darah postural adalah hal yang umum. Biasanya terjadi ketika Anda buru-buru berdiri dari posisi duduk atau habis berbaring tiduran. Hipotensi jenis ini disebut juga sebagai hipotensi ortostatik. Percaya atau tidak, hasil gravitasi bisa membuat aliran darah Anda mengarah ke kaki saat Anda berdiri. Tubuh Anda mencoba untuk meningkatkan denyut jantung dan kontriksi pembuluh darah, agar pasokan darah dapat kembali ke otak. Gejala tekanan darah ini biasanya akan berupa pusing, mual dan bisa sampai pingsan.
Hipotensi postural juga bisa disebabkan oleh pemicu lainnya, yaitu seperti dehidrasi, istirahat yang lama, kehamilan, masalah jantung, keadaan yang sangat panas, varises yang membesar, diabetes dan kelainan saraf. Tidak hanya itu, tekanan darah tipe postural ini juga bisa terjadi karena pengaruh obat. Ketika Anda didiagnosis menderita darah tinggi, obat yang dipakai untuk mengatasi darah tinggi tersebut dapat menurunkan tekanan darah rendah secara drastis.

2. Hipotensi postprandial

Tekanan darah postprandial adalah kondisi yang unik, karena tekanan darah ini terjadi setelah makan. Mengapa bisa begitu, bukankah seharusnya setelah makan kita malah berenergi karena mendapatkan nutrisi lebih?
Begini, setelah makan aliran darah di tubuh akan bergerak pada saluran pencernaan Anda. Sama halnya dengan ketika Anda berdiri, darah mengumpul pada kaki. Tubuh Anda mencoba untuk melawan hal tersebut dengan meningkatkan denyut jantung Anda agar tetap dalam keadaan normal.
Namun upaya tubuh  tidak selalu berhasil, sehingga saat gagal, Anda akan merasakan kepala yang pusing, rasa ingin pingsan, atau bahkan sampai jatuh.Tekanan darah rendah tipe ini umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi yang sedang dalam pengobatan, atau seseorang dengan sakit gangguan sistem saraf seperti penyakit Parkinson.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi dosis obat, makan dalam porsi kecil (tapi beberapa kali makan), dan ngemil makanan rendah karbohidrat.

3. Hipotensi karena salah sinyal otak

Tekanan darah ini terjadi saat adanya ‘sinyal’ yang salah antara otak dan jantung. Penyebab dari tipe tekanan darah rendah ini adalah berdiri dalam jangka waktu yang lama, akibatnya Anda akan merasa kepala pusing, mual, hingga pingsan.
Biasanya tipe tekanan darah rendah ini menyerang anak muda. Saraf di ventrikel kiri jantung memberikan sinyal otak bahwa darah terlalu tinggi. Otak pun menurunkan denyut jantung, sehingga tekanan darah pun menurun. Hal inilah yang menyebabkan darah mengumpul di kaki dan kesulitan untuk mencapai otak.

4. Hipotensi akibat kerusakan sistem saraf

Kondisi ini dapat disebut sebagai sindrom Shy-Drager, yaitu merupakan kondisi kelainan yang langka. Ini disebabkan karena adanya kerusakan progresif pada sistem saraf otonom (sistem saraf yang mengontrol fungsi otomatis tubuh). Ciri dari tekanan darah yang rendah ini adalah Anda mengalami ciri-ciri tekanan darah rendah postural yang parah  kombinasi tekanan darah tinggi ketika Anda berbaring atau tiduran.

Perbedaan hipertensi dan hipotensi

Tekanan darah terus berubah sesuai dengan aktivitas dan kondisi tubuh. Tekanan darah terendah pada orang yang sehat terjadi saat tidur atau beristirahat. Sedangkan tekanan darah tertinggi terjadi ketika melakukan aktivitas fisik serta saat tingkat stres dan kecemasan meningkat.
Walaupun demikian, bila tekanan darah berada pada tingkat yang tinggi atau rendah di waktu yang tidak seharusnya, bisa jadi ini merupakan gangguan. Gangguan pada tekanan darah tersebut adalah hipertensi dan hipotensi. Meskipun sama-sama terjadi pada tekanan darah, keduanya jelas berbeda. Berikut perbedaan antara hipertensi dan hipotensi.

1. Besarnya tekanan pada arteri

Bila seseorang memiliki hipertensi, darah yang tadinya memiliki kadar oksigen rendah dipompa ke paru-paru, di mana persediaan oksigen diisi ulang. Namun, dinding arteri pada jantung menerima tekanan terlalu banyak tekanan secara terus-terusan. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah di atas 120/80 mmHg.
Sementara hipotensi berarti tekanan pada arteri sangat rendah sehingga darah tidak mengantarkan cukup oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Akibatnya, organ tubuh tersebut tidak berfungsi normal dan mungkin akan rusak, baik untuk sementara atau permanen. Hipotensi ditandai dengan tekanan darah di bawah 90/60 mmHg.

2. Hipertensi memiliki tahapan gejala

Hipertensi umumnya memiliki tiga tahapan sesuai dengan terus melonjaknya tekanan darah. Pada tahapan awal atau disebut dengan prahipertensi berada di sekitar 120/80 mmHg sampai dengan 140/90 mmHg.
Bila tidak diobati, tekanan darah akan melebihi 140/90 mmHg hingga 160/100 mmHg, ini disebut dengan tahapan hipertensi tahapan I. Kemudian, bila kondisi bertambah buruk maka tekanan darah bisa melebihi 160/100 mmHg, ini disebut dengan tahapan hipertensi tahapan 2.

3. Gejala dan tanda yang dirasakan

Gejala umum hipertensi meliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, penglihatan kabur, terasa berdenyut di leher atau kepala, dan mual.
Sementara itu, gejala umum hipotensi meliputi detak jantung melambat, kepala seperti kliyengan, pusing, dan pingsan.

4. Penyebab terjadinya

Kebanyakan kasus tekanan darah tinggi pada orang dewasa terjadi secara alami (penyebab primer). Ini juga bisa berkembang seiring dengan bertambahnya umur, berat badan, faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, serta penyakit lain yang berisiko sebabkan hipertensi (penyebab sekunder), misalnya diabetes.
Sedangkan penyebab hipotensi adalah perdarahan sedang atau berat, dehidrasi, penggunaan obat-obatan tertentu, peradangan pada organ tubuh seperti pankreatitis akut yang menyebabkan tekanan darah anjlok, serta kondisi atau kelainan yang ada pada jantung.

SUMBER : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/hipertensi-dan-hipotensi/

ANEMIA

ANEMIA

Definisi

Apa itu anemia?

Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah Anda lebih rendah dari jumlah normal.
Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Jenis lain dari anemia meliputi:

Mengapa anemia tak boleh dianggap sepele?

Anemia parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh Anda. Anemia sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penyebab & Faktor Risiko

Apa penyebab anemia?

Meskipun banyak bagian tubuh yang membantu membuat sel-sel darah merah, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan pada sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah.
Sel-sel darah merah yang sehat bertahan antara 90 dan 120 hari. Bagian tubuh Anda kemudian akan menghapus sel-sel darah tua. Sebuah hormon yang disebut erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Protein ini memberikan sel darah merah warna merah. Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin.
Tubuh membutuhkan vitamin tertentu, mineral, dan nutrisi untuk membuat cukup sel darah merah. Zat besi, vitamin B12, dan asam folat merupakan tiga zat yang paling penting. Tubuh mungkin tidak memiliki cukup nutrisi ini karena:
  • Perubahan pada lapisan lambung atau usus yang mempengaruhi seberapa baik nutrisi yang diserap (misalnya, penyakit celiac)
  • Pola makan yang buruk
  • Kehilangan darah dengan lambat (misalnya, karena periode menstruasi berat atau tukak lambung)
  • Operasi yang menghilangkan bagian dari lambung atau usus.
Kemungkinan penyebab anemia meliputi:
  • Obat-obatan tertentu
  • Penghancuran sel darah merah lebih awal dari biasanya (yang mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh)
  • Penyakit jangka panjang (kronis) seperti penyakit kronis ginjal, kanker, ulcerative colitis, atau rheumatoid arthritis
  • Beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau anemia sel sabit, yang bisa diturunkan
  • Kehamilan
  • Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, myelodysplasia, multiple myeloma, atau anemia aplastik.

Siapa yang berisiko terkena anemia?

Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda terkena anemia:
  • Pola makan kurang vitamin tertentu. Makan makanan yang rendah zat besi, vitamin B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko anemia.
  • Gangguan usus. Memiliki gangguan usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko anemia. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil Anda di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.
  • Haid. Secara umum, perempuan yang belum mengalami menopause memiliki risiko lebih besar mengalami anemia defisiensi zat besi daripada laki-laki dan wanita pasca menopause. Itu karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.
  • Kehamilan. Jika Anda sedang hamil, Anda mengalami peningkatan risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi Anda harus membantu peningkatan volume darah Anda serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
  • Kondisi kronis. Misalnya, jika Anda memiliki kanker, ginjal atau gagal hati, atau kondisi kronis lain, Anda mungkin berisiko anemia karena penyakit kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan sel darah merah. Kehilangan darah kronis dan perlahan-lahan dari luka lambung atau sumber lain dalam tubuh Anda dapat menguras cadangan zat besi dari tubuh Anda, yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
  • Sejarah keluarga. Jika keluarga Anda memiliki sejarah dari anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit, Anda juga mungkin memiliki peningkatan risiko kondisi ini.
  • Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Gejala

Apa saja gejala anemia?

Anda mungkin tidak memiliki gejala jika mengalami anemia ringan. Jika masalah berkembang perlahan-lahan, gejala yang terjadi pertama mungkin meliputi:
  • Merasa mudah marah
  • Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya, atau saat olahraga
  • Sakit kepala
  • Masalah berkonsentrasi atau berpikir
Jika anemia semakin memburuk, gejala mungkin termasuk:
  • Warna biru hingga putih pada mata
  • Kuku rapuh
  • Keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan (disebut juga ‘pica’)
  • Pusing ketika Anda berdiri
  • Warna kulit pucat
  • Sesak napas
  • Lidah sakit
  • Beberapa jenis anemia dapat memiliki gejala lainnya.

Kapan saya harus ke dokter?

Buatlah janji dengan dokter Anda jika Anda merasa lelah karena alasan yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa jenis anemia, seperti anemia defisiensi zat besi atau kekurangan vitamin B-12 biasa terjadi.
Kelelahan memiliki banyak penyebab selain anemia, jadi jangan berasumsi bahwa jika Anda lelah Anda pasti mengalami anemia. Beberapa orang baru menyadari bahwa mereka memiliki hemoglobin rendah (yang merupakan gejala anemia) ketika mereka mendonorkan darah.
Hemoglobin rendah mungkin hanya masalah sementara yang dapat diatasi dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi atau minum multivitamin yang mengandung zat besi. Hal ini juga dapat menjadi tanda peringatan dari perdarahan di dalam tubuh Anda yang mungkin menyebabkan Anda kekurangan zat besi.
Jika Anda diberi tahu bahwa Anda tidak dapat mendonorkan darah karena hemoglobin yang rendah, periksalah ke dokter Anda.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis anemia?

Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan menguji darah Anda. Jika Anda memiliki anemia, dokter Anda mungkin perlu melakukan tes lain untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kondisi ini.
Anemia normositik yang paling sering ditemukan oleh tes rutin yang merupakan bagian dari pemeriksaan fisik. Kondisi ini mungkin ditemukan dengan tes darah yang Anda fungsi lainnya. Jumlah darah lengkap (juga disebut CBC) dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia normositik.
Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran normal, dokter Anda mungkin ingin Anda untuk mendapatkan lebih banyak tes untuk melihat apa yang menyebabkan anemia. Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji.
Tes darah digunakan untuk mendiagnosis beberapa jenis umum dari anemia yang mungkin termasuk:
  • Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya
  • Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
  • Jumlah retikulosit
Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan anemia.

Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis?

Jika Anda menerima diagnosis anemia, dokter Anda mungkin memerintahkan tes tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini.
Misalnya, anemia kekurangan zat besi dapat mengakibatkan perdarahan kronis ulkus, polip jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal.
Kadang-kadang, mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis anemia.

Obat & Pengobatan

Apa pengobatan untuk anemia?

Pengobatan harus diarahkan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk:
  • Transfusi darah
  • Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh
  • Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah
  • Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Apa komplikasi yang mungkin terjadi karena anemia?

Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
  • Kelelahan berat. Ketika anemia cukup parah, Anda mungkin begitu lelah sehingga Anda tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bermain.
  • Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau tidak teratur – yang disebut aritmia. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam darah ketika Anda anemia. Hal ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
  • Kematian. Beberapa anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, bisa serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat menyebabkan anemia berat dan bisa berakibat fatal.

Bagaimana saya bisa mengatasi anemia saya?

Sering kali, Anda dapat mengobati dan mengendalikan anemia. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala anemia, carilah diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pengobatan dapat meningkatkan tingkat energi dan aktivitas Anda, meningkatkan kualitas hidup Anda, dan membantu Anda hidup lebih lama.
Dengan pengobatan yang tepat, banyak jenis anemia yang ringan dan pendek bisa diatasi. Namun, anemia bisa sangat parah, tahan lama, atau bahkan fatal ketika hal itu disebabkan oleh penyakit yang diturunkan atau penyakit kronis atau trauma.

Pilih makanan kaya vitamin

Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia defisiensi zat besi dan anemia defisiensi vitamin dengan memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, termasuk:
  • Zat besi. makanan yang kaya zat besi termasuk daging sapi dan daging lainnya, kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
  • Folat. nutrisi ini, dan bentuk asamnya sintetis folat, dapat ditemukan dalam buah jeruk dan jus, pisang, sayuran berdaun hijau gelap, kacang-kacangan, dan roti, sereal serta pasta.
  • Vitamin B-12. Vitamin ini ditemukan secara alami dalam daging dan produk susu. Vitamin ini juga ditambahkan ke beberapa sereal dan produk kedelai, seperti susu kedelai.
  • Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C (seperti buah jeruk, melon dan buah lainnya) membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

Pertimbangkan konseling genetik jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia

Jika Anda memiliki riwayat keluarga anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit atau talasemia, bicaralah dengan dokter Anda dan mungkin juga dapat konsultasi dengan konselor genetik tentang risiko Anda dan apa risiko  dapat Anda turunkan kepada anak-anak Anda.

SUMBER : https://hellosehat.com/penyakit/anemia/

VARISES

VARISES

Apa itu varises?

Varises adalah pembuluh darah vena yang membengkak dan tampak dekat dari permukaan kulit. Pembuluh vena membawa darah dengan rendah oksigen dari sel dan jaringan kembali ke jantung, di mana darah bisa kembali mendapatkan oksigen.

Seberapa umumkah varises?

Varises adalah penyakit umum yang menjangkiti 30% orang dewasa. Orang lanjut usia, wanita, orang yang kelebihan berat badan, dan yang harus berdiri dalam waktu lama memiliki risiko varises lebih tinggi.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala varises?

Gejalanya dapat berupa:
  • Nyeri kaki atau kaki terasa berat, khususnya setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang lama
  • Vena terlihat menonjol dan membengkak sepanjang paha, mata kaki, atau lutut
  • Kulit kering dan gatal. Perubahan warna, kulit yang lebih tipis, ulkus dan infeksi jaringan lunak (selulitis) dapat terjadi di dekat mata kaki
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Bagi banyak orang, varises lebih menjadi masalah kosmetik. Tapi bagi sebagian orang lainnya, penyakit ini menyebabkan gejala dan masalah yang serius. Jika Anda cemas mengenai kondisi kesehatan Anda atau pengobatan di rumah tidak efektif, Anda harus pergi ke dokter atau rumah sakit untuk diperiksa.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab varises?

Varises disebabkan karena katup vena melemah dan tidak mampu menahan akumulasi darah. Penyakit ini tidak menular ataupun diturunkan namun varises biasanya terjadi dalam satu keluarga.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk varises?

Ada banyak faktor risiko untuk varises, yaitu:
  • Usia: Risiko varises meningkat dengan bertambahnya usia karena pembuluh darah dan katup pembuluh darah memburuk secara bertahap
  • Jenis kelamin: wanita yang mengalami perubahan hormonal akibat hamil, wanita dalam terapi hormon dan pil pengontrol kehamilan, wanita yang sedang menstruasi atau menopause
  • Riwayat keluarga: Anda memiliki keluarga yang menderita varises
  • Obesitas: tekanan darah tinggi dan aterosklerosis yang disebabkan berat badan berlebih tidak hanya menyebabkan varises tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung
  • Duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat menderita varises.  Faktor ini hanyalah referensi saja. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk varises?

Pilihan terapi varises memiliki 3 metode utama:
  • Menggunakan stoking medis untuk varises
  • Sclerotherapy: dokter menyuntikkan cairan ke varises. Cairan ini menyebabkan vena menjadi kisut dan memperbaiki aliran darah menjadi lebih baik
  • Pembedahan: operasi varises biasanya operasi minor
Pembuluh darah diangkat atau dijepit untuk menghentikan aliran darah. Ada banyak cara pembedahan seperti operasi laser, terapi ablasi dan laparoskopi.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk varises

Dokter mendiagnosis dari pemeriksaan pada kaki dan gejala yang muncul. Jika diagnosis belum jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound untuk melihat gambaran vena dan menyingkirkan penyakit lain.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi varises?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi varises:
  • Olahraga (berjalan) secara teratur dan turunkan berat badan
  • Naikkan kaki Anda saat duduk dan hindari berdiri terlalu lama
  • Gunakan stoking medis setiap hari
  • Hubungi dokter Anda jika varises menyebabkan nyeri, kerusakan kulit, sariawan, atau jika varises Anda berdarah
  • Hubungi dokter Anda jika varises berada di dekat tempat tumor dan sangat nyeri bila disentuh. Keadaan ini dapat berupa trombosis yang berbahaya (flebitis)

SUMBER : https://hellosehat.com/penyakit/varises/

STROKE

Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 51% kematian akibat stroke.
Mengutip data Riskesdas milik Kementerian Kesehatan RI, di tahun 2013 ada 12 dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki stroke, yaitu 1.236.825 orang (7% dari total penduduk indonesia). Dan dari total angka ini, Provinsi Jawa Barat berada di peringkat pertama dengan estimasi jumlah penderita terbanyak, yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4%), sementara jumlah kasus tersedikit dari penderita stroke dimiliki oleh Papua Barat, hanya sebanyak 2 ribu orang (3,6%).
Apa itu stroke?
Stroke adalah kondisi di mana suplai darah menuju otak menjadi terhambat atau sama sekali berkurang.Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati akibat jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Ini menyebabkan gangguan fungsi saraf lokal (otak) ataupun global (seluruh tubuh) yang muncul mendadak, progresif, dan cepat.
Stroke dapat terjadi pada golongan usia berapapun, dan ini merupakan kondisi yang dapat mengancam hidup seseorang serta dapat menimbulkan kerusakan permanen. Stroke menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yaitu 14,5 persen.
Apa penyebab stroke?
Stroke umumnya terjadi karena hipertensi yang tak dikendalikan. Plak atau darah yang beku pada pembuluh arteri menghambat pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tersumbat dan menimbulkan stroke.
Namun stroke juga bisa terjadi sebagai hasil dari pembuluh darah otak yang bocor atau pecah sehingga menyebabkan kebocoran darah dalam otak. Jenis ini lebih jarang ditemukan, namun lebih mematikan ketimbang jenis stroke lainnya.
Siapa saja yang berisiko mengalami stroke?
Ada banyak faktor yang berperan terhadap perkembangan stroke, antara lain:
Faktor gaya hidup
  • Berat badan berlebihan atau obesitas
  • Tubuh yang tidak aktif bergerak
  • Peminum alkohol berat
  • Pengguna obat-obatan terlarang, misalnya kokain dan metamfetamin
Faktor risiko medis
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). Risiko stroke Anda terbilang tinggi jika bacaan tensi darah melebihi 120/80 mm Hg
  • Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok (perokok pasif)
  • Kolesterol tinggi
  • Diabetes
  • Sleep apnea, kondisi gangguan tidur di mana tingkat oksigen secara perlahan berkurang jumlahnya selama malam hari
  • Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung yang tidak normal
Risiko Anda mengalami stroke juga terbilang tinggi jika Anda memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang mengalami stroke, penyakit jantung, atau stroke ringan; berusia lebih dari 55 tahun; dan berjenis kelamin laki-laki (walau perempuanlah yang justru lebih berisiko tinggi terhadap kematian akibat stroke).
Apa saja tanda dan gejala dari stroke?
Stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba dan hanya menyerang satu bagian tubuh, walau bisa makin memburuk dalam jangka waktu 24 hingga 72 jam. Gejala yang biasa terjadi termasuk:
  • Sakit kepala tiba-tiba
  • Kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan
  • Kelelahan
  • Kehilangan kesadaran atau koma
  • Vertigo, pusing
  • Penglihatan yang buram dan menghitam
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki
  • Adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran
Bagaimana stroke bisa diobati?
Metode pengobatan stroke akan banyak bergantung pada akar penyebabnya. Namun, penderita dapat bertahan jika sesegera mungkin dibawa ke UGD rumah sakit.
Jika stroke yang dialami disebabkan oleh gumpalan darah, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mencairkan darah seperti Heparin, Warfarin (Coumadin), aspirin atau Llopidogrel (Plavix). Agar efektif, pengobatan ini harus segera dilakukan dalam jangka waktu 3 sampai 4 ½ jam setelah adanya gejala pertama yang muncul.
Stroke dapat menyebabkan tidak bekerjanya beberapa fungsi tubuh. Banyak orang membutuhkan rehabilitasi, seperti terapi bicara dan terapi fisik, walau seberapa besar kemungkinan seseorang bisa pulih total belum banyak diketahui.
Pengobatan juga harus dilakukan pada sejarah kondisi medis penderita seperti tekanan darah tinggi, diabetes, perokok, gaya hidup, dan tingkat kolesterol yang tinggi. Stroke-stroke lainnya juga harus dicegah dengan cara mengurangi atau menghilangkan penyebab stroke awal pada penderita.

SUMBER :https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/stroke-2/ 

JANTUNG KORONER

JANTUNG KORONER
Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol, lemak, atau zat lainnya pada dinding pembuluh darah. Jantung merupakan organ vital pusat aliran darah pada tubuh. Seiring bertambahnya usia, keelastisan pembuluh darah semakin menurun, diiringi dengan radikal bebas dan plak lemak yang hinggap di dinding pembuluh darah. Penyakit jantung koroner secara medis disebut juga penyakit jantung iskemik. Penyakit ini termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian penduduk Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada 2014.

Penyebab Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi ketika arteri koronaria (arteri yang memasok darah ke otot jantung) menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, pada dinding pembuluh darah. Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Plak akan semakin besar sehingga aliran darah ke otot jantung semakin sedikit dan semakin sulit. Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang dibutuhkan. Ketika jaringan kurang asupan, maka hal itu akan direspons sel sebagai apa yang kita kenal dengan “nyeri dada khas” yang disebut dengan “angina”, atau jika arteri koronaria tersumbat total, maka pasien dapat jatuh ke dalam kondisi “serangan jantung”. Serangan jantung inilah yang merupakan kegawatan medis karena menyebabkan kerusakan jantung permanen atau bahkan kematian.

Gejala Jantung Koroner

Jika plak belum mengganggu aliran darah, atau belum ada robekan plak, maka belum tentu ada gejala yang ditimbulkan. Namun, jika plak sudah cukup besar, maka gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri Anda ke dokter.
  • Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
  • Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia) bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.

Diagnosa Jantung Koroner

Pemeriksaan fisik, riwayat medis dan sejumlah tes dapat membantu mendiagnosis jantung koroner, termasuk:
  • Elektrokardiogram (ECG): Ini merekam aktivitas listrik dan irama jantung.
  • Holter monitor: Ini adalah alat portabel yang dipakai pasien di bawah pakaian mereka selama 2 hari atau lebih. Ini mencatat semua aktivitas listrik jantung, termasuk detak jantung.
  • Echocardiogram: Ini adalah scan ultrasound yang memeriksa jantung yang memompa. Ini menggunakan gelombang suara untuk memberikan gambar video.
  • Tes stres: Ini mungkin melibatkan penggunaan treadmill atau obat yang menekankan hati.
  • Kateterisasi koroner: Pewarna disuntikkan ke arteri jantung melalui kateter yang berulir melalui arteri, sering di kaki atau lengan, ke arteri di jantung. X-ray kemudian mendeteksi titik-titik sempit atau penyumbatan yang diungkapkan oleh pewarna.
  • CT scan: Ini membantu dokter untuk memvisualisasikan arteri, mendeteksi kalsium apa pun di dalam endapan lemak yang menyempit arteri koroner, dan untuk mengkarakterisasi kelainan jantung lainnya.
  • Ventrikulografi Nuklir: Ini menggunakan pelacak, atau bahan radioaktif, untuk menunjukkan ruang jantung. Materi disuntikkan ke pembuluh darah. Itu menempel pada sel darah merah dan melewati jantung. Kamera atau pemindai khusus melacak pergerakan material.
  • Tes darah: Tes ini dapat mengukur kadar kolesterol darah, terutama pada orang yang berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan jantung atau kondisi terkait kolesterol, kelebihan berat badan, dan memiliki tekanan darah tinggi atau kondisi lain, seperti kelenjar tiroid yang kurang aktif atau kondisi apa pun yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Mengobati Jantung Koroner

Aritmia maupun serangan jantung adalah karena kegawatan, maka kasus ini ditangani di unit gawat darurat (UGD). Sebagai perawatan awal, pasien akan diberikan oksigen, aspilet sebagai pengencer darah, morfin sebagai antinyeri, karena sumbatan yang menyebabkan angina itu sangat nyeri), nitrogliserin sublingual diletakkan di bawah lidah untuk meredakan gejala. Terapi definitif yang langsung menuju akar masalah, bisa dengan 2 cara: operatif dengan cara memasang ring, atau dengan obat r-TPA (Tissue plasminogen activator), yaitu suatu protein untuk menghancurkan bekuan darah yang menempel pada dinding pembuluh darah dan hanya diberikan sekali seumur hidup.
Pada pasien yang mengalami penyakit jantung koroner, setelah penanganan di UGD telah memberikan kestabilan pada pasien, obat yang wajib dikonsumsi sebagai obat rawat jalan adalah obat nitrogliserin sublingual dan obat aspilet.

Pencegahan Jantung Koroner

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan Anda mendapatkan penyakit jantung. Anda harus melakukan beberapa hal berikut:
  • Mengetahui tekanan darah secara rutin dan jaga agar tekanan darah dalam angka yang normal (<130/90 mmHg)
  • Olahraga teratur
  • Jangan merokok
  • Kontrol kadar gula darah
  • Kontrol kadar kolestrol dan trigliserid
  • Mengonsumsi banyak buah dan sayuran
  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Hindari stres berlebih
Makanan sehat untuk jantung
Dokter mungkin merekomendasikan makan sehat untuk jantung, yang harus mencakup:
  • Minum produk susu bebas lemak atau rendah lemak
  • Makan ikan tinggi asam lemak omega-3, seperti salmon atau tuna, sekitar dua kali seminggu
  • Buah-buahan, seperti apel, pisang, jeruk, pir, dan plum
  • Kacang-kacangan, seperti kacang merah, lentil, buncis, kacang polong, dan kacang lima
  • Sayuran, seperti brokoli, kubis, dan wortel
  • Biji-bijian, seperti oatmeal, beras merah, dan jagung tortilla
Makanan yang wajib dihindari:
  • Daging merah
  • Makanan yang digoreng baik minyak nabati maupun hewani
  • Makanan dan minuman bergula

SUMBER : https://doktersehat.com/jantung-koroner/

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

1. Jantung

Jantung terletak di dalam rongga dada dan dibungkus oleh dua lapis kantung selaput yang disebut perikardium. Satu lapis selaput melekat pada jantung, dan selapis lagi berada di bagian luarnya. Di antara kedua selaput ini terdapat rongga berisi cairan untuk mengurangi gesekan sewaktu jantung berdenyut. Tampaknya posisi jantung ini sangat aman karena jantung mempunyai fungsi yang sangat penting dalam sistem peredaran darah. Besar jantung kira-kira sebesar kepalan tinju masing-masing, dan letaknya diantara paru-paru kanan dan paru-paru kiri, tetapi lebih ke arah kiri dada. Cobalah raba dada sebelah kiri. Apakah kamu dapat meraba detakan jantungmu?


Jantung memompa darah ke seluruh tubuh. struktur jantung terdiri dari otot jantung Masih ingatkah kamu tentang macam-macam otot dan cara kerjanya? Nah otot jantung bekerja secara tak sadar, sehingga ada detak yang ritmik (teratur) terus menerus sepanjang hidup seseorang. Jantung berdenyut kira-kira 72 kali per menit dalam keadaan istirahat atau kira- kira 100.000 kali per hari. Jantung memompa darah ke dalam pembuluh darah sepanjang kira-kira 100.000 km. Bila detak jantung berhenti, maka hidup seseorang akan berhenti pula. Bersyukurlah kepada Tuhan setiap saat bila jantung kita masih berdenyut. Perhatikanlah gambar jantung berikut ini:

Jantung manusia dan penampangnya
Jantung manusia dan penampangnya


Berdasarkan gambar tersebut, jantung manusia terdiri atas dua serambi (kiri dan kanan) dan dua bilik (kiri dan kanan). Serambi menerima darah dari vena. Dinding otot bilik jantung lebih tebal daripada serambi karena harus memompa darah ke luar melalui arteri.

Darah dari seluruh tubuh masuk ke serambi kanan. Dari tubuh bagian atas, darah akan masuk ke serambi kanan melalui vena kava superior (superior = sebelah atas). Darah dari tubuh bagian bawah akan masuk ke serambi kanan melalui vena kava inferior (inferior = bawah). Darah yang masuk melalui vena kava adalah darah yang miskin oksigen (darah anoksi). Jika serambi kanan berkontraksi, maka darah akan masuk ke bilik kanan melalui suatu katup berdaun tiga yang disebut valvula trikuspidalis . Katup ini akan mencegah darah kembali ke serambi.

Jika dinding bilik kanan berkontraksi, maka darah akan dipompa ke arteri pulmonalis, lalu dialirkan ke paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Gas karbondioksida akan dikeluarkan, dan oksigen akan berdifusi ke dalam alveoli. Darah yang kaya oksigen ini disebut darah oksi. Darah oksi akan dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis lalu masuk ke serambi kiri .

Jika serambi kiri berkontraksi maka darah akan masuk ke bilik kiri melalui katup berdaun dua yang disebut valvula bikuspidalis . Katup ini akan mencegah darah oksi kembali ke serambi. Kontraksi dinding bilik sebelah kiri menyebabkan darah dipompa ke luar melalui pembuluh aorta yang bercabang-cabang untuk mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Untuk mencegah agar darah tidak kembali ke jantung, maka pada aorta terdapat katup yang berbentuk setengah lingkaran yang disebut valvula semi-lunares (semi= setengah; luna= bulan; katup setengah bulan).

Penampang aorta dengan valvula semi-lunares
Penampang aorta dengan valvula semi-lunares

Dinding bilik kiri memiliki otot yang lebih tebal dibandingkan dengan bilik kanan, karena harus memompa darah ke seluruh bagian tubuh.

Otot jantung berkontraksi secara teratur. Kontraksi otot bilik dan serambi disebut sistole. Serambi akan berkontraksi bersama-sama dalam waktu 0,1 detik. Bilik berkontraksi (sistole) dalam waktu 0,3 detik. Kemudian diikuti dengan periode relaksasi selama 0,4 detik. Periode ini disebut diastole.
Sistole
Sistole
Diastole
Diastole

2. Pembuluh Darah

Arteri membawa darah ke luar dari jantung, sedangkan vena membawa darah kembali ke jantung. Di atas telah dijelaskan bahwa sistem peredaran darah manusia terdiri atas:

(a) Peredaran darah paru-paru, dan;
(b) peredaran darah besar.

Sebagian besar arteri membawa darah oksi, kecuali arteri pulmonalis, dan sebagian besar vena membawa darah anoksi, kecuali vena pulmonalis.

Terdapat 3 vena besar yang mengumpulkan darah dari seluruh tubuh yaitu :

(a) Vena cava inferior: membawa darah yang berasal dari tubuh bagian bawah
(b) Vena cava superior: membawa darah yang berasal dari tubuh sebelah atas
(c) Sinus koronarius: membawa darah yang berasal dari dinding jantung

Selain vena besar, juga terdapat vena-vana yang terdapat di permukaan kulit dan vena yang terdapat di dalam di antara otot-otot rangka. Perhatikanlah lenganmu atau kakimu. Apakah terdapat pembuluh darah yang berwarna kebiruan? Nah, itulah vena yang terdapat di bawah kulit. Vena yang terdapat di lengan dan kaki dilengkapi dengan katup-katup agar darah tidak mengalir balik menjauhi jantung. Di samping itu alirannya juga dibantu oleh kontraksi otot-otot rangka yang ada di sekeliling vena tersebut. Tekanan darah di dalam vena lebih rendah dari pada di arteri. Dinding vena juga lebih tipis dibandingkan dengan arteri .

Tekanan darah di dalam arteri lebih tinggi daripada di dalam vena karena kerja pompa jantung. Arteri berdinding tebal dan elastis. Aliran darah di arteri dapat dideteksi dengan meraba pergelangan tangan . Cobalah raba pergelangan tanganmu sebelah dalam dengan menggunakan 3 jari dan tekanlah, lalu hitunglah beraa jumlah denyutannya permenit? Denyut normal biasanya sekitar 72 kali per menit pada orang dewasa, sedangkan pada bayi 120 kali per menit.

Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer atau tensimeter. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Artinya tekanan darah pada waktu sistole adalah 120 mm Hg, dan tekanan darah diastole adalah 80 mm Hg.

Arteri bercabang-cabang menjadi arteriol dan kemudian arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler darah. Kapiler berdinding tipis sekal, sangat halus seperti rambut, Oleh karena itu dapat ditembus oleh gas oksigen, karbondioksida, air, sari makanan, dan cairan limfa. Zat-zat ini masuk ke dalam kapiler secara difusi. Kapiler inilah yang masuk ke jaringan untuk mensuplai zat- zat yang dibutuhkan jaringan. 

suplai darah ke jaringan melalui kapiler
suplai darah ke jaringan melalui kapiler


Ket : S.d.p = sel darah putih; s.m = sari makanan; z.s = zat sisa metabolisme


SUMBER : https://biologi-indonesia.blogspot.com/2014/07/fungsi-jantung-dan-pembuluh-darah-dalam.html

TELESKOP

TELESKOP  Pengertian Teleskop Teleskop ialah sebuah alat bantu penglihatan (optik) untuk mengamati sebuah benda-benda yang jauh terutam...